SUARADARING.COM, PAREPARE – Gagasan pembentukan Parepare Arts Council atau Dewan Kesenian Parepare (DKP) Sulawesi selatan, telah ada sejak masa Prof. Salim Said, Alwi Hamu, Andi Makmur Makka menyelenggarakan gerakan kesenian, hingga ke generasi Puang Palemmui, Tri Astoto Kodarie, Umar Tang dan kawan-kawan serta kini sampai pada generasi seniman hari ini di Kota Parepare. Minggu, 15 Desember 2024.
“Dewan Kesenian Parepare (DKP) bisa menjelma ruang yang memiliki payung regulasi berdasarkan pada kebijakan publik pemerintah dalam pelaksanaan program strategis melibatkan seniman untuk pengembangan suatu kawasan,” terang Ibrah La Iman, Tim Kreatif Pembentukan Dewan Kesenian Parepare (TKP DKP).
“Terwujudnya Dewan Kesenian Parepare (DKP) bisa berdampak pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang secara langsung mempengaruhi potensi keterbukaan lapangan kerja dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berupa-rupa aktivitas kesenian,” jelas Ibrah, yang juga penulis novel Kappala Luttu; Habibie Der Junge Von Bugis (Bocah Cilik dari Tanah Bugis).
Akhir pekan pertengahan bulan Desember di Galleri Setangkai Bunga Makka, hadir membersamai perjamuan malam Brainstorming Dewan Kesenian Parepare (DKP) ada Rhara Sultan, Alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sekaligus koreografer tarian kolosal kelas nasional asal Parepare yang juga Pengurus Dewan Kesenian Sulawesi Selatan serta Yusuf Wahil, Documentary Photografer (Contributor National Geographic) yang sedikit banyak juga terlibat di Dewan Kesenian Sulawesi Barat. (rls)










