Jubir ANH-TQ Bidang Gedsi: ANH-TQ Mengutamakan Pendekatan Gedsi Jika Diamanahkan Jadi Walikota Parepare

Rabu, 25 September 2024 - 20:42 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Juru Bicara pasangan Calon (Paslon) Walikota dan wakil Walikota Parepare Andi Nurhaldin Nurdin Halid dan Taqyuddin Djabbar (ANH-TQ) Bidang GEDSI, Asni Tande, SH,

Juru Bicara pasangan Calon (Paslon) Walikota dan wakil Walikota Parepare Andi Nurhaldin Nurdin Halid dan Taqyuddin Djabbar (ANH-TQ) Bidang GEDSI, Asni Tande, SH,

SUARADARING.COM, PAREPARE – Masih banyaknya warga di negara lain yang selama ini kurang mendapat perhatian dalam pembangunan yaitu kelompok rentan dan marginal. Setiap daerah punya permasalahan yang berbeda. Di Kota Parepare, Sulawesi selatan punya warga penyandang/mantan penyandang kusta, penganut agama minoritas atau penganut kepercayaan (To Lotang), orang miskin. Kesemuanya ini seharusnya mendapatkan akses, partisipasi, control dan manfaat pembangunan tanpa kecuali.

Seperti yang diungkapkan Juru Bicara pasangan Calon (Paslon) Walikota dan wakil Walikota Parepare Andi Nurhaldin Nurdin Halid dan Taqyuddin Djabbar (ANH-TQ) Bidang GEDSI, Asni Tande, SH, melalui tulisan yang disebarkan.

“Mereka semua seharusnya mendapatkan akses, partisipasi, control dan manfaat pembangunan tanpa kecuali. Inilah yang disebut Inklusi sosial yaitu suatu upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, yaitu semua orang dan kelompok masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam semua bidang Pembangunan (ekonomi, sosial, politik, dan budaya),”jelasnya.

Menurutnya, pada diri seorang perempuan dan laki-laki, ada diantara mereka yang berstatus sebagai kepala rumah tangga, single parent, korban kekerasan rumah tangga, buruh migran, difabel, rentan, mengalami dikriminasi atau peminggiran (marginal), mengalami kemiskinan atau kemiskinan structural, penelantaran ekonomi, tidak tamat sekolah, buta huruf, pelaku usaha mikro bahkan mungkin supra mikro, menyandang streotip gender, dan masih banyak lagi lapisan-lapisan lainnya yang ada diantara perempuan maupun laki-laki.

Dari berbagai lapisan-lapisan pada diri perempuan maupun laki-laki di atas, sambung Asni, perempuanlah yang paling banyak mengalami lapisan-lapisan itu (interseksionalitas). Mengapa hal ini terjadi?. Banyak faktor dan sangat complicated. Salah satu pemicunya adalah faktor budaya patriarki. laki-laki dianggap memiliki posisi yang lebih tinggi dari perempuan dalam segala aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, dan ekonomi. Patriarki dalam kehidupan bermasyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekalipun, patriarki sudah menjadi sistem.

Honest Card

Budaya patriarki bisa menghasilkan ketidakadilan gender (gender inequality) dan memberikan dampak buruk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu diantaranya adalah kekerasan laki-laki kepada perempuan. Patriarki memberi ruang kepada laki-laki untuk melegitimasi superioritas-nya kepada Perempuan sampai bisa terbentuk kuasa sosial.

Untuk itu, Asni Tande menegaskan Jika ANH dan TQ insya Allah menjadi Walikota dan Wakil Walijota Parepare, maka pendekatan pembangunan yang akan diperkuat adalah pendekatan GEDSI. ANH dan TQ berkeinginan kuat memastikan bahwa semua orang, di Kota Parepare tanpa kecuali (Perempuan, lakilaki, anak, lansia, penyandang disabilitas, kelompok rentan dan marginal) semuanya memiliki akses yang sama terhadap berbagai bidang pembangunan.

Tambahan informasi GEDSI adalah akronim dari Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial. GEDSI merupakan pendekatan pembangunan yang lebih konprehensif dari pendekatan pembangunan sebelumnya (gender saja) yang lebih menfokuskan pada kesetaraan dan keadilan Pembangunan pada perempuan dan laki-laki dalam hal Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat.

GEDSI sesungguhnya jauh lebih lengkap karena selain mmperhatikan kesetaraan dan keadilan berdasarkan jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) tetapi juga melihat bagaimana perempuan dan laki-laki dari aspek lapisan-lapisannya (interseksionalitas-nya).

Warga negara lain yang menjadi perhatian GEDSI adalah mereka yang mengalami keterbatasan fisik dan/atau mental. Sebagai warga negara, difabel juga punya hak yang sama dseperti warga negara lainnya. Persoalan Pembangunan kita pada umumnya ada pada ketersediaan aksesibilitas. Bagaimana penyandang disabilitas diberi kemudahan untuk mengakses, menggunakan, dan mencapai suatu ruang, layanan di berbagai bidang pembangunan (pendidikan, kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, transportasi, fasilitas public, dan sebagainya). (*)

Facebook Comments Box
Bagikan:

Berita Terkait

Webinar Inklusi Demokrasi KPU Parepare, Tingakatkan Suara Kelompok Rentan dan Marjinal
Kebuntuan Komunikasi antara DPRD dan Pemkot Parepare Mencair di Rakor
Wali Kota Tasming Hamid No Komen! Usai Hadiri Rakor Hasil Interpelasi DPRD Parepare
Ketua DPRD Parepare Terima Kunjungan Kerja Rombongan Anggota DPRD Majene, Sulawesi Barat
Enam Alasan Anggota DPRD Parepare Ajukan Hak Interpelasi Wali Kota
Syarat Terpenuhi, DPRD Parepare Resmi Ajukan Hak Interpelasi Wali Kota
Anggota DPRD Minta APH Telusuri Isu Dugaan Fee Jual Beli Proyek di Parepare
Melalui Pasar Murah, Golkar Parepare Berbagi Bersama Kader, Simpatisan Partai dan Masyarakat

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 14:09 WITA

Webinar Inklusi Demokrasi KPU Parepare, Tingakatkan Suara Kelompok Rentan dan Marjinal

Selasa, 4 November 2025 - 17:03 WITA

Wali Kota Tasming Hamid No Komen! Usai Hadiri Rakor Hasil Interpelasi DPRD Parepare

Senin, 3 November 2025 - 17:31 WITA

Ketua DPRD Parepare Terima Kunjungan Kerja Rombongan Anggota DPRD Majene, Sulawesi Barat

Kamis, 30 Oktober 2025 - 12:28 WITA

Enam Alasan Anggota DPRD Parepare Ajukan Hak Interpelasi Wali Kota

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:36 WITA

Syarat Terpenuhi, DPRD Parepare Resmi Ajukan Hak Interpelasi Wali Kota

Berita Terbaru